28 December 2022
Pernahkan kalian penasaran kenapa seseorang bisa menggunakan jasa atau produk dari sebuah organisasi secara berulang-ulang? Misalnya, kamu suka sekali makan bakso. Dan di kota tempatmu pastinya ada puluhan hingga ratusan pilihan restoran yang menyajikan bakso. Itu bukan jumlah yang sedikit, tapi kamu sama sekali tak ambil pusing karena sudah memiliki 1 restoran langganan.
Sebenarnya, kunci untuk mendapatkan pelanggan di awal memang cukup mudah, kok! Justru, bagian tersulitnya adalah bagaimana membangun dan mempertahankan kepercayaan pada klien agar mereka selalu kembali menggunakan jasa atau produk-mu.
Nah, di artikel kali ini kami akan mengupas tuntas mengapa kepercayaan klien begitu penting dan bagaimana cara menerapkannya ke bengkel otomotif, khususnya restorasi mobil klasik.
Let’s go!
Baca juga:6 Tips Memilih Bengkel Restorasi yang Tepat
Di zaman yang canggih seperti saat ini, sangat mudah untuk mendapatkan segala macam informasi melalui internet. Sama halnya dengan mencari bengkel restorasi di kota tempatmu berada, pastinya akan muncul banyak sekali pilihan yang tertera di layar smartphone atau laptop kalian. Tapi sayangnya, tidak semua hal yang ada di internet itu bersifat positif, ada modus penipuan, pencurian data dan lain sebagainya.
Beberapa waktu yang lalu, tim Kuno ID mendapati salah satu kenalan kami, sebut saja AB, yang tertipu oleh sebuah bengkel restorasi yang ia percayakan untuk memperbaiki mobil Holden miliknya. Alih-alih mendapatkan mobil dalam keadaan prima, ia justru harus merelakan hilangnya mobil kuno kesayangannya.
Kok bisa?
Beliau bercerita kepada kami, bahwa pihak bengkel tidak pernah memberikan update restorasi apapun. Maka dari itu, AB berinisiatif untuk datang sendiri dan mengecek keadaan mobil di bengkel. Dan ternyata, pihak bengkel secara diam-diam menjual mobil Holden tersebut, lho! Mengerikan, bukan?
Permasalahan yang dialami oleh kenalan kami sebenarnya kerap kali terjadi di dunia restorasi Indonesia. Ada beberapa bengkel ‘nakal’ yang dengan sengaja menjual mobil klien demi mendapatkan uang yang lebih cepat. Atau bisa juga karena minimnya keamanan di bengkel, sehingga memudahkan mobil untuk tercuri.
Hal semacam inilah yang membuat para pemilik mobil klasik kehilangan kepercayaan terhadap bengkel restorasi. Mereka juga semakin was-was atau bahkan takut untuk kembali menitipkan mobilnya ke bengkel untuk direstorasi.
Lantas, bagaimana cara bengkel restorasi memecahkan stigma negatif tersebut dan membangun pondasi kepercayaan pada klien maupun calon klien?
Hal pertama yang perlu dilakukan oleh pihak bengkel adalah dengan menunjukkan hasil dari proyek restorasi yang sudah pernah dikerjakan selama ini. Cukup kumpulkan foto dan video dari mobil yang baru pertama kali datang, saat proyek restorasi berlangsung hingga mobil klasik yang sudah diselesaikan.
Kalian bisa menjadikan seluruh dokumentasi tersebut menjadi sebuah foto dinding maupun buku, agar bisa ditunjukkan kepada calon konsumen mendatang. Lebih baik lagi jika sebuah bengkel memiliki akun sosial media yang dikelola dengan baik. Dengan cara ini, akan lebih mudah bagi bengkel untuk menarik calon klien.
Ajaklah klien untuk berdiskusi mengenai tujuan proyek restorasi mobil klasik miliknya. Apakah mereka ingin mobilnya dikembalikan layaknya tampilan aslinya (original), atau justru memodifikasinya dengan menambahkan beberapa unsur teknologi modern (restomod). Setelahnya, kalian bisa mulai untuk melakukan pengecekan mobil agar mengetahui komponen mana saja yang masih bisa dipakai, harus diperbaiki atau justru perlu menggantinya dengan spare part yang baru.
Agar lebih dipercaya, ajak mereka ke ruang perbaikan dan tunjukkan pada mereka apa saja spare part yang perlu diganti. Kalian juga bisa membawa bagian yang aus atau rusak ke meja dan membandingkannya dengan yang baru. Bagi orang dengan tipe visual – “melihat sama dengan percaya”, mereka akan cenderung lebih yakin dengan apa yang dilihatnya, ini bisa meningkatkan kepercayaan akan pelayanan dan keahlian bengkel.
Transparansi estimasi biaya merupakan salah satu peran penting dalam membangun kepercayaan klien terhadap bengkel. Bila di awal kalian sudah berdiskusi mengenai apa saja perubahan yang diinginkan serta melakukan pengecekan menyeluruh, pastinya sudah terlihat apa saja keperluan mobil di masa mendatang.
Tapi yang namanya estimasi, belum tentu 100% akan sesuai dengan kenyataan. Terkadang, muncul biaya-biaya serta tambahan lainnya yang meleset dari prediksi yang dibuat. Oleh karena itu, pihak bengkel harus bisa menjelaskan dengan baik kepada klien, dan jangan lupa sertakan bukti agar mereka percaya.
Mobil klasik pada dasarnya bukan hanya sekedar alat transportasi biasa, melainkan harta karun yang sangat berharga bagi para pemiliknya. Makanya, kita sebagai pihak bengkel yang telah diberikan kepercayaan, memiliki tanggung jawab untuk memenuhi harapan para klien.
Selain berusaha yang terbaik dalam memberikan pelayanan dan jasa restorasi yang memuaskan, alangkah lebih baik juga selalu memberi kabar terkini mengenai proyek restorasi yang sedang dikerjakan. Entah itu, proses strip interior, turun mesin, pengecatan bahkan sampai tahap terakhir, semuanya harus kita laporkan tiap harinya. Ini akan membuat klien merasa aman dan bersyukur karena telah memilih bengkel kita.
Coba tebak, apa sih yang biasanya dilakukan klien ketika mereka puas melihat hasil restorasi mobil kuno kesayangannya? Ya, memasang wajah berseri yang penuh senyuman serta memberikan ucapan terima kasih yang tulus.
Kunci mempertahankan klien agar menjadi pelanggan tetap sebenarnya tidak hanya sekedar transaksi saja. Tapi, kalian juga harus bisa memberikan pengalaman yang bermakna dan berkesan secara berulang. Kalau klien senang dengan kinerja bengkel, tidak diragukan lagi mereka akan kembali menggunakan jasamu.
Dengan membangun kepercayaan pada klien sedari awal, akan lebih mudah untuk meningkatkan peluang mengembangkan bengkel di masa depan. Klien yang sudah puas dan percaya pada kinerja baik bengkel, tentu akan merekomendasikan dan memberikan testimoni bengkel ke teman serta keluarga mereka.
Continue Reading
Bookmark
Comments
No Comments Yet